Defenisi
Adalah suatu peradangan sendi sebagai
manifestasi dari akumulasi andapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat dalam urat
(hiperurisemia). Meskipun begitu,
tidak semua orang yang memiliki hiperurisemia adakah penderita artrhitis gout.
Artritis gout umumnya dijumpai pada laki-laki
dari semua usia, paling sering pada dekade kelima atau keenam, namun pada
perempuan umumnya dijumpai pada usia lanjut (lansia) atau sesudah menopause.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya artritis gout antara lain:
penyakit komorbiditas seperti kegemukan, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan
diet tinggi purin serta konsumsi alkohol. Di samping itu obat-obatan tertentu
dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat. (contohnya: obat diuretik yang
digunakan pada penderita sakit jantung atau pirazinamid yang digunakan pada
penderita TBC).
c)
Etiologi
Dalam keadaan normal, beberapa asam urat
(yang merupakan hasil pemecahan sel) ditemukan dalam darah karena tubuh terus
menerus memecahkan sel dan membentuk sel yang baru dan karena makanan yang
dikonsumsi mengandung cikal bakal asam urat. Kadar asam urat menjadi sangat
tinggi jika ginjal tidak dapat membuangnya melalui air kemih. Tubuh juga bisa
menghasilkan sejumlah besar asam urat karena adanya kelainan enzim yang
sifatnya diturunkan atau karena suatu penyakit (misalnya kanker darah), dimana
sel-sel berlipat ganda dan dihancurkan dalam waktu yang singkat. Beberapa jenis
penyakit ginjal dan obat-obatan tertentu mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam urat.
d)
Faktor Resiko
Selama
ini gout hanya dikaitkan dengan masalah diet dan konsumsi jenis obat
tertentu yang dapat menyebabkan
hiperurisemia, tetapi ternyata terdapat berbagai faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko gout. Penggunaan diuretik thiazide, cyclosporine,
dan asam asetilsalisilat dosis rendah (<1 g per hari) dapat menyebabkan
hiperurisemia, sedangkan asam asetilsalisilat dosis tinggi (≥ 3 g per hari)
bersifat urikosurik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan hiperurisemia dan asam
urat antara lain adalah: resistensi insulin, sindrom metabolik,
obesitas,insufisiensi ginjal, hipertensi, gagal jantung kongestif,
transplantasi organ.
Risiko
kejadian gout meningkat pada orang yang banyak mengonsumsi makanan
dengan kandungan purin tinggi (terutama daging dan makanan laut), etanol
(terutama alkohol), minuman ringan, dan fruktosa. Risiko kejadian gout menurun
pada mereka yang banyak mengonsumsi kopi, produk susu, dan vitamin C (yang
menurunkan kadar asam urat). Faktor pemicu untuk flare (eksaserbasi
akut) berulang meliputi penggunaan diuretik, konsumsi alkohol, menjalani rawat
inap, dan menjalani tindakan operasi. Terapi untuk menurunkan kadar asam urat
(misal: allopurinol) mungkin dapat memicu timbulnya serangan gout akut,
mungkin disebabkan oleh perpindahan asam urat yang disimpan dalam jaringan
tubuh (terjadi fluktuasi kadar asam urat).
Diagnosis
Untuk memudahkan penegakan diagnosis arthritis
gout akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College of
Rheumatology) tahun 1977:
a. Ditemukannya
kristal urat di cairan sendi, atau
b. Adanya
tofus yang berisi kristal urat, atau
c.
Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis,
laboratoris dan radiologis berikut :
1) Terdapat
lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2) Inflamasi
maksimal terjadi dalam waktu satu hari
3) Arthritis
monoartikuler
4) Kemerahan
pada sendi
5) Bengkak
dan nyeri pada MTP-1
6) Artritis
unilateral yang melibatkan MTP-1
7) Artritis
unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8) Kecurigaan
adanya tofus
9) Pembengkakan
sendi yang asimetris (radiologis)
10) Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11) Kultur
mikroorganisme negative pada cairan sendi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar